Wanita sebagai istri memiliki peran amat penting yang tak bisa dipandang sebelah mata. Fungsinya amat vital, bahkan tak tergantikan. Selain tugas teknisnya yang banyak, wanita juga berfungsi menghangatkan suasana, mewarnai keadaan, dan menghidupkan interaksi di antara sesama anggota keluarga.
Seperti halnya suami, wanita sebagai istri juga amat mungkin melakukan tindakan-tindakan bodoh yang mengacaukan suasana rumah. Di tangan wanita ini, rumah bukanlah surga, melainkan neraka. Olehnya, rumah tangga bisa serta merta hancur berkeping-keping dalam hitungan bulan, bahkan hari.
Oleh karenanya, seorang laki-laki harus bersikap teliti sebelum memutuskan untuk melamar seorang wanita sebagai istrinya. Di antaranya dengan memperhatikan satu sikap yang menjadi sebab kebahagiaan, setelah keshalihannya.
Sikap ini, oleh Drs Muhammad Thalib disebut sebagai sikap yang membuat wanita tidak akan pernah mengecewakan sang suami atau membuatnya marah.
Ialah cinta yang besar kepada suaminya. Cinta yang tulus. Kasih yang tak bertepi. Sayang tanpa bilangan. Penerimaan sepenuh hati. Tidak pernah membandingkan suaminya dengan wanita lain dalam berbagai hal; ketampanan, kekayaan, keturunan, penghasilan, dan lain sebagainya.
Seorang istri yang besar kadar dan kualitas cintanya kepada suami akan menerima semua kekurangan laki-laki imamnya itu. Bahkan, ia dengan sangat cerdas berusaha mengubah kekurangan tersebut agar menjadi sebuah kelebihan dan potensi langka.
“Ia,” tulis Drs Muhammad Thalib dalam Menuju Pernikahan Islami, “benar-benar hanya mencintai suaminya dan menerima kelemahan dan kelebihan suaminya.”
Kesibukannya, lanjut beliau, “Mencurahkan segenap kasih sayang, kerinduan, dan kecintaannya kepada suaminya dengan sepenuh hati.”
Alangkah indahnya istri yang memiliki sikap agung ini. Betapa bahagianya suami yang memiliki istri dengan ciri seperti ini. Ia akan puas dengan pengabdian sang istri, dan berupaya memberikan yang terbaik sebagai balasan atas kebaikan istrinya.
Suami yang memiliki istri seperti ini akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik agar bisa membahagian istrinya dengan semua yang dia bisa, selama tidak melanggar aturan Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Bagaimana dengan istrimu, Kawan? Wallahu a’lam
Sumber: Cahayatasbih.com
0 comments: